KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
A. Pendekatan Kesusastraan
IBD yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umunmya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya tennasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan. sebaginya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dart pengamatan orang lain.
IBD adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dart MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahti-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang tennasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajatkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu dengan mempelajari satu atau sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
Hubungan ilmu budaya dasar dengan kesusastraan :
1. Sastra merupakan bahasa yang mempunyai kemampuan yang menampung kegiatan manusia
2. Sastra juga lebih mudah berkomunikasi
B. IBD Yang Dihubungkan Prosa
Prosa adalah cerita rekaan dan diartikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Dalam kesusastraan kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
Prosa lama meliputi :
• Dongeng: Cerita yang tidak benar-benar terjadi.
• Hikayat: Cerita yang sulit diterima akal merupakan cerita rekaan, namun memiliki pesan dan amanat bagi pembacanya.
• Sejarah: Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal- usul.
Prosa baru meliputi :
• Kisah: Satuan naratif yang seringkali dibedakan dari cerita.
• Cerpen: Suatu bentuk prosa naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya,
• Novel: Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya berbentuk cerita.
• Biografi: Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
• Otobiografi: Biografi yang ditulis oleh subyeknya.
C. Nilai-nilai Dalam Prosa Fiksi
Prosa fiksi dalah prosa yang mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra, nilai-nilai prosa fiksi antara lain:
1. Memberikan wawasan
2. Memberikan inforrmasi
3. Memberikan kesenangan
4. Memberikan warisan budaya
D. IBD Yang Dihubungkan Dengan Puisi
Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenal kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistic/esthetic, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1. Figura bahasa
2. Kata-kata yang bermakna ganda.
3. Kata-kata berjiwa.
4. Kata-kata yang sudah diberi nilai-nilai, rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
Alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IBD adalah sebagai berikut :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
3. Puisi dan keinsyafan social.
Daftar Pustaka
http://dooreemiifaasol.blogspot.com/2010/10/hubungan-ilmu-budaya-dasar-dengan.
http://robertyusnanto.wordpress.com/2010/10/31/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan-4/
Jumat, 09 November 2012
Selasa, 16 Oktober 2012
MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH
NAMA
: DEA RIZKA AMELIA
NPM
: 11212743
KELAS ; 1EA04
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya
ada empat komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah
Staf Tata laksana Administrasi, Staf Teknis pendidikan didalamnya ada Kepala
Sekolah dan Guru, Komite sekolah sebagai badan independent yang membantu
terlaksananya operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang bisa
di tempatkan sebagai konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus memadai.
Hubungan keempatnya harus sinergis, karena keberlangsungan operasioal sekolah
terbentuknya dari hubungan “simbiosis mutualis” keempat komponen tersebut
karena kebutuhan akan pendidikan demikian tinggi, tentulah harus dihadapi
dengan kesiapan yang optimal semata-mata demi kebutuhan anak didik.
Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu
sekolah agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak didik yang baik adalah
dari segi keuangan. Manajemen keuangan sekolah sangat penting hubungannya dalam
pelaksanaan kegiatan sekolah. Ada
beragam sumber dana yang dimiliki oleh suatu sekolah, baik dari pemerintah
maupun pihak lain. Ketika dana masyarakat atau dana pihak ketiga lainnya
mengalir masuk, harus dipersiapkan sistem pengelolaan keuangan yang
professional dan jujur. Pengelolaan keuangan secara umum sebenarnya telah
dilakukan dengan baik oleh semua sekolah. Hanya kadar substansi pelaksanaanya
yang beragam antara sekolah yang satu dengan yang lainnya. Adanya keragaman ini
bergantung kepada besar kecilnya tiap sekolah, letak sekolah dan julukan
sekolah. Pada sekolah-sekolah biasa yang daya dukung masyarakatnya masih
tergolong rendah, pengelolaan keuangannya pun masih sederhana. Sedangkan, pada
sekolah-sekolah biasa yang daya dukung masyarakatnya besar, bahkan mungkin
sangat besar, tentu saja pengelolaan keuangannya cenderung menjadi lebih rumit.
Kecenderungan ini dilakukan karena sekolah harus mampu menampung berbagai
kegiatan yang semakin banyak dituntut oleh masyarakatnya.
Dilatar belakangi oleh permasalahan tersebut di atas,
penulis menyusun sebuah makalah yang membahas tentang pengelolaan manajemen
keuangan sekolah,
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi
permasalahan dan diungkapkan dalam makalah ini adalah :
1. Apakah Pengertian
Manajemen Keuangan?
2. Apakah Tugas
Manajer Keuangan?
3. Bagaimanakah Proses
Pengelolaan Keuangan di Sekolah?
4. Darimanakah
Sumber-sumber Keuangan Sekolah?
5. Bagaimanakah
Penyusunan RAPBS?
6. Bagaimanakah
Pengelolaan Anggaran Sekolah?
7. Kemanakah Keuangan
Sekolah Dipertanggungjawabkan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen
Keuangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen artinya
penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Manajemen keuangan adalah
sumber daya yang diterima yang akan dipergunakan untuk penyelenggaraan
pendidikan. Manajemen keuangan dimaksudkan sebagai suatu manajemen terhadap
fungsi-fungsi keuangan.
Menurut Jones (1985), manajemen keuangan meliputi:
1. Perencanaan financial, yaitu
kegiatan mengkoordinir semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran
yang diinginkan secara sistematik tanpa efek samping yang merugikan.
2. Pelaksanaan
(implenmentation involves accounting), yaitu kegiatan
berdasarkan rencana yang telah dibuat.
3.
Evaluasi, yaitu proses
penilaian terhadap pencapaian tujuan.
Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan
merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan
demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan,
pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.
B. Tugas
Manajer Keuangan
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan menganut asas
pemisahan tugas antara fungsi Otorisator, Ordonator, dan Bendaharawan.
Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang
mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat
yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan
yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah
pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang
serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.
Kepala Sekolah, sebagai manajer, berfungsi sebagai
Otorisator dan dilimpahi fungsi Ordonator untuk memerintahkan pembayaran.
Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi Bendaharawan karena berkewajiban
melakukan pengawasan ke dalam. Sedangkan Bendaharawan, di samping mempunyai
fungsi-fungsi Bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak
atas pembayaran.
Manajer keuangan sekolah berkewajiban untuk menentukan
keuangan sekolah, cara mendapatkan dana untuk infrastruktur sekolah serta
penggunaan dana tersebut untuk membiayai kebutuhan sekolah.
Tugas manajer keuangan antara lain:
1. Manajemen untuk perencanaan perkiraan.
2. Manajemen memusatkan perhatian pada keputusan
investasi dan pembiayaannya
3. Manajemen kerjasama dengan pihak lain
4. Penggunaan keuangan dan mencari sumber dananya
Adapun yang harus dimiliki oleh seorang manajer keuangan
yaitu strategi keuangan. Strategi tersebut antara lain:
1. Strategic Planning
Berpedoman keterkaitan antara tekanan internal dan
kebutuhan ekternal yang datang dari luar. Terkandung unsur analisis kebutuhan,
proyeksi, peramalan, ekonomin dan financial.
2. Strategic Management
Upaya mengelolah proses perubahan, seperti: perencanaan,
strategis, struktur organisasi,
kontrol, strategis dan kebutuhan primer.
3. Strategic Thinking
Sebagai kerangka dasar untuk merumuskan tujuan dan hasil
secara berkesinambungan.
C. Proses
Pengelolaan Keuangan di Sekolah
Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi
yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen
komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah
memerlukan biaya.
Dalam tataran pengelolaan Vincen P Costa (2000 : 175)
memperlihatkan cara mengatur lalu lintas uang yang diterima dan dibelanjakan
mulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan
sampai dengan penyampaian umpan balik. Kegiatan perencanaan menentukan untuk
apa, dimana, kapan dan beberapa lama akan dilaksanakan, dan bagaimana cara
melaksanakannya. Kegiatan pengorganisasian menentukan bagaimana aturan dan tata
kerjanya. Kegiatan pelaksanaan menentukan siapa yang terlibat, apa yang
dikerjakan, dan masing-masing bertanggung jawab dalam hal apa. Kegiatan
pengawasan dan pemeriksaan mengatur kriterianya, bagaimana cara melakukannya,
dan akan dilakukan oleh siapa. Kegiatan umpan balik merumuskan kesimpulan dan
saran-saran untuk kesinambungan terselenggarakannya Manajemen Operasional
Sekolah.
Muchdarsyah Sinungan menekankan pada penyusunan rencana
(planning) di dalam setiap penggunaan anggaran. Langkah pertama dalam penentuan
rencana pengeluaran keuangan adalah menganalisa berbagai aspek yang berhubungan
erat dengan pola perencanaan anggaran, yang didasarkan pertimbangan kondisi
keuangan, line of business, keadaan para nasabah/konsumen, organisasi
pengelola, dan skill para pejabat pengelola.
Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:
1. Perencanaan anggaran
2. Strategi mencari sumber dana sekolah
3. Penggunaan keuangan sekolah
4. Pengawasan dan evaluasi anggaran
5. Pertanggungjawaban
Pemasukan dan pengeluaran keuangan sekolah diatur dalam
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Ada beberapa hal yang berhubungan dengan
penyusunan RAPBS, antara lain:
1. Penerimaan
2. Penggunaan
3. Pertanggungjawaban
D. Sumber-Sumber
Keuangan Sekolah
1. Dana dari Pemerintah
Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran
Rutin dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah
untuk setiap tahun ajaran. Dana ini lazim disebut dana rutin. Besarnya dana
yang dialokasikan di dalam DIK biasanya ditentukan berdasarkan jumlah siswa
kelas I, II dan III. Mata anggaran dan besarnya dana untuk masing-masing jenis
pengeluaran sudah ditentukan Pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran dan
pertanggungjawaban atas pemanfaatan dana rutin (DIK) harus benarbenar sesuai
dengan mata anggara tersebut.
Selain DIK, pemerintah sekarang juga memberikan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana ini diberikan secara berkala yang
digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan operasional sekolah.
2. Dana dari Orang Tua Siswa
Pendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah
iuran Komite. Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa
ditentukan oleh rapat Komite sekolah. Pada umumnya dana Komite terdiri atas :
a. Dana tetap bulan sebagai uang
kontribusi yang harus dibayar oleh orang tua setiap bulan selama
anaknya menjadi siswa di sekolah
b. Dana incidental yang dibebankan
kepada siswa baru yang biasanya hanya satu kali selama tiga tahun menjadi siswa
(pembayarannya dapat diangsur).
c. Dana sukarela yang biasanya
ditawarkan kepada orang tua siswa terterntu yang dermawan dan bersedia
memberikan sumbangannya secara sukarela tanpa suatu ikatan apapun.
3. Dana dari Masyarakat
Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang
tidak mengikat dari anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh perhatian
terhadap kegiatan pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan sukarela yang
diberikan tersebut merupakan wujud dari kepeduliannya karena merasa terpanggil
untuk turut membantu kemajuan pendidikan.
Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu
organisasi, dari yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun
milik swasta.
4. Dana dari Alumni
Bantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan mutu
sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan
perlengkapan belajar). Namun dana yang dihimpun oleh sekolah dari para alumni
merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari mereka yang merasa
terpanggil untuk turut mendukung kelancaran kegiatankegiatan demi kemajuan dan
pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima langsung dari alumni, tetapi
ada juga yang dihimpun melalui acara reuni atau lustrum sekolah.
5. Dana dari Peserta Kegiatan
Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota
masyarakat yang menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau
ekstrakurikuler, seperti pelatihan komputer, kursus bahasa Inggris atau
keterampilan lainnya.
6. Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah
E. Penyusunan
RAPBS
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
harus berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian dari
rencana operasional tahunan. RAPBS meliputi penganggaran untuk kegiatan
pengajaran, materi kelas, pengembangan profesi guru, renovasi bangunan sekolah,
pemeliharaan, buku, meja dan kursi. Penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan
kepala sekolah, guru, komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah. RAPBS
perlu disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa alokasi
anggaran bisa memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal.
Prinsip Penyusunan RAPBS, antara lain:
a.
RAPBS harus benar-benar
difokuskan pada peningkatan pembelajaran murid secara jujur, bertanggung jawab,
dan transparan.
b.
RAPBS harus ditulis dalam
bahasa yang sederhana dan jelas, dan dipajang di tempat terbuka di sekolah.
Proses Penyusunan RAPBS meliputi:
a.
Menggunakan tujuan jangka
menengah dan tujuan jangka pendek yang ditetapkan dalam rencana pengembangan
sekolah
b.
Menghimpun, merangkum, dan
mengelompokkan isu-isu dan masalah utama ke dalam berbagai bidang yang luas
cakupannya,
c.
Menyelesaikan analisis
kebutuhan,
d.
Memprioritaskan kebutuhan,
e.
Mengonsultasikan rencana aksi
yang ditunjukkan/dipaparkan dalam rencana pengembangan sekolah,
f.
Mengidentifikasi dan memperhitungkan
seluruh sumber pemasukan,
g.
Menggambarkan rincian (waktu,
biaya, orang yang bertanggung jawab, pelaporan, dsb.), dan mengawasi serta
memantau kegiatan dari tahap perencanaan menuju tahap penerapan hingga
evaluasi.
F. Pengelolaan
Keuangan Sekolah Yang Efektif
Pengelolaan akan dianggap efektif apabila merujuk pada
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk satu tahun
pelajaran, para kepala sekolah bersama smua pemegang peran di sekolah pada
umumnya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Merancang suatu program
sekolah yang ideal untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada tahun pelajaran
yang bersangkutan.
2. Melakukan inventarisasi semua
kegiatan dan menghitung perkiraan kebutuhan dana penunjang.
3. Melakukan peninjauan ulang atas
program awal berdasarkan kemungkinan tersedianya dana pendukung yang dapat
dihimpun.
4. Menetapkan prioritas kegiatan
yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran yang bersangkutan.
5. Melakukan perhitungan rinci
pemanfaatan dana yang tersedia untuk masing-masing kegiatan (Depdiknas, 2000 :
178 – 179)
6. Menuangkan
perhitungan-perhitungan rinci tersebut ke dalam suatu format yang telah
disepakati untuk digunakan oleh setiap sekolah.
7. Pengesahan dokumen RAPBS oleh
instansi yang berwenang
Dengan tersedianya dokumen tertulis mengenai RAPBS tersebut Kepala
Sekolah dapat mengkomunikasikannya secara terbuka kepada semua pihak yang
memerlukan. Sumber dana yang tersedia di dalam RAPBS di manfaatkan untuk
membiayai berbagai kegiatan manajemen operasional sekolah pada tahun pelajaran
yang bersangkutan. Pada umumnya pengeluaran dana yang dihimpun oleh sekolah
mencakup 5 kategori pembiayaan sebagai berikut :
1. Pemeliharaan, rehabilitasi dan pengadaan sarana/prasarana
pendidikan.
2. Peningkatan kegiatan dan proses belajar mengajar.
3. Peningkatan kegiatan pembinaan kesehatan
4. Dukungan biaya kegiatan sekolah dan peningkatan personil
5. Kegiatan
rumah tangga sekolah dan BP3
Dana yang tersedia di dalam RAPBS dapat sekaligus mencakup kegiatan
untuk pengembangan sekolah. Namun demikian dana untuk keperluan pengembangan
sekolah dapat disediakan secara khusus, sebagai tambahan dari RAPBS yang telah
disusun. Untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah diprogramkan sekolah
dalam satu tahun pelajaran, diperlukan tersedianya sejumlah dana tertentu pula.
Berapa besarnya dana yang diperlukan oleh sekolah agar tujuan itu dapat dicapai
telah dihitung secara cermat oleh setiap sekolah melalui penyusunan RAPBS.
Apabila jumlah dana yang diperlukan pada satu tahun pelajaran dibagi dengan
jumlah semua siswa kelas I, II dan III di sekolah itu, maka akan ditemukan
Satuan Harga Per Siswa (SHPS). Jumlah dana yang diperlukan oleh setiap sekolah
sangat beragam. Jumlah siswa pada setiap sekolah pun berbeda-beda. Oleh karena
itu SHPS pada masing-masing sekolah dengan sendirinya akan berbeda pula.
Meskipun demikian sebenarnya harus ada suatu patokan SHPS minimal agar suatu
mutu pendidikan tertentu dapat dicapai secara nasional.
G. Pengelolaan
Anggaran Sekolah
Pengelola anggaran sekolah biasanya adalah kepala sekolah, tetapi
bisa juga guru berpengalaman (senior) atau anggota komite sekolah. Di
sekolah-sekolah yang lebih besar, mungkin ada pihak lain yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan sebagian anggaran. Secara khusus, pengendalian anggaran
terdiri dari serangkaian kegiatan pemeriksaan dan persetujuan untuk memastikan
bahwa:
a.
Dana dibelanjakan sesuai
rencana,
b.
Ada kelonggaran
dalam penganggaran untuk pembayaran pajak,
c.
Pembelanjaan dilakukan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia, dan
d.
Dana tidak dihabiskan untuk
kegiatan-kegiatan yang tidak disetujui atau diberikan kepada pihak penerima
tanpa persetujuan.
Hasil analisis kebutuhan secara logis diklasifikasikan ke dalam
kelompok staf, materi kurikulum, barang, jasa, pemeliharaan bangunan, dsb.
Pengelola anggaran sekolah diharapkan membelanjakan uang sesuai alokasi dana
yang direncanakan. Setiap perubahan anggaran harus disetujui oleh komite
sekolah bila memang harus ada perubahan dalam tahun berjalan.
H. Pertanggungjawaban
Keuangan Sekolah
Kepala sekolah wajib menyampaikan laporan di bidang keuangan
terutama mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah. Pengevaluasian
dilakukan setiap triwulan atau per semester. Dana yang digunakan akan
dipertanggungjawabkan kepada sumber dana. Jika dana tersebut diperoleh dari
orang tua siswa, maka dana tersebut akan dipertanggungjawabkan oleh kepala
sekolah kepada orang tua siswa. Begitu pula jika dana tersebut bersumber dari
pemerintah maka akan dipertanggungjawabkan kepada pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya setiap sekolah sudah menyelenggarakan sistem
pengelolaan yang baik, tetapi sistem yang efektif kurang dilaksanakan. Ketidakdisiplinan
dalam penggunaan anggaran, serta pemimpin yang boros selalu menjadi fenomena tersendiri.
Untuk itu diperlukan kepemimpinan dan manajemen pengelolaan yang efektif menuju
keseimbangan antara sistem yang ada dalam mendistribusikan sumber-sumber dana
pendidikan di Indonesia .
B. Saran
Masalah keuangan harus dipecahkan secara bersama jika kita ingin
mendapatkan peluang yang maksimal bagi semua sekolah agar dapat berkembang.
Usaha dan pendanaan mandiri merupakan cara pemecahan yang sangat hakiki bagi
sekolah yang benar-benar ingin berkembang.
C. Tanggapan
Jika berkaitan dengan masalah keuangan, maka sebaiknya digunakan
sistem manajemen terbuka. Dengan manajemen terbuka, maka semua keadaan sekolah
baik atau buruk bisa diketahui oleh siapa saja. Adapun seorang manajer keuangan
harus mempunyai pikiran yang kreatif dan dinamis. Hal ini penting karena
pengelolaan yang dilakukan oleh seorang manajer keuangan berhubungan dengan
masalah keuangan yang sangat penting dalam penyelenggaraan kegiatan sekolah. Dan
dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama memprioritaskan
pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. (2007). Manajemen Berbasis
Sekolah. Bandung .
Remaja Rosda Karya.
Dimock , ME. Dimock, GO, (1992). Administrasi Negara. Jakarta . Rineka Cipta.
Sulthon, M. Khusnuridlo, M, (2006). Manajemen Pondok Pesantren Dalam Perspektif Global,Yogyakarta ,
laksBang PRESSindo.
Sulthon, M. Khusnuridlo, M, (2006). Manajemen Pondok Pesantren Dalam Perspektif Global,
Suryobroto, (2004), Manajemen
Pendidikan Di Sekolah, Jakarta ,
Rineka Cipta.
Muchdarsyah Sinungan. (1993). Dasar-Dasar
Management Kredit Jakarta: Bumi Aksara.
Vincent P Costa. (2000), Panduan
Pelatihan untuk Mengembangkan Sekolah, Jakarta : Depdiknas.
Wasty Soemanto. (1984) Pendidikan dan Wiraswasta. Malang : Bina Aksara.
Tim Penyusun. (1988) Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Ketiga.
Jakarta : Balai
Pustaka.
http://mohamadrofiul.blogspot.com/2010/12/makalah-manajemen-keuangan-sekolah.html
diambil pada tanggal 02 Oktober 2012, pukul 20:49 WIB
TARI SAMAN
MAKALAH TENTANG TARI SAMAN
NAMA
: DEA RIZKA AMELIA
NPM
: 11212743
KELAS : 1EA04
KELAS : 1EA04
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di antara beraneka ragam tarian dari pelosok Indonesia
tari saman termasuk dalam kategori seni tari yang sangat menarik. Keunikan tari
saman ini terletak pada kekompakan gerakannya yg sangat menabjukan. Para penari saman dapat bergerak serentak mengikuti irama
musik yang harmonis. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh,
terus menari dengan kompak, mengikuti dendang lagu yang dinams. Tidak salah
jika tari saman banyak memikat hati para penikmat seni tari. Bukan hanya dari Indonesia ,
tapi juga dari mancanegara.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian
ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan
dan kebersamaan.Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan,
tampil seorang tua cerdik pandaiatau pemuka adat untuk mewakili masyarakat
setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan
penonton.Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya
terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat.
Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan,dipertandingkan antara group
tamu dengan grup sepangkalan (dua grup). Penilaian ditititk beratkan pada kemampuan
masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan
oleh pihak lawan.
BAB III
PEMBAHASAN
- Sejarah
Mengapa tarian ini dinamakan tari Saman? Tarian ini di
namakan Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman
pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini
hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian
ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, serta
diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu, tari saman
menjadi salah satu media dakwah.
Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even
tertentu, khususnya pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad
SAW atau disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Biasanya, tari saman ditampilkan
di bawah kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Namun seiring
perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi
semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat digolongkan sebagai tari
hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu,
peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap
kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun,
pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman
biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.
Tari Saman biasanya ditampilkan
dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan
Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta yang bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun,
pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman
biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.
Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang
pemimpin yang lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja
sama dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis. Gerakannya
beragam antara lain: gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring, dan gerak
lengek. Keunikan tari saman adalah gerakan tangannya yang dinamis, perubahan
posisi duduk pada penari, dan goyangan badan uang dihentakkan kekiri atau kanan
ketika syyair lagu dinyanyikan. Tari saman tidak menggunakan musik hanya syair
yang dinyanyikan serta suara tepukan tangan, dada, dan paha.
- Nyanyian tari saman
Pada tari Saman,
terdapat 5 macam nyanyian :
a. Rengum, yaitu sebagai pembukaan atau mukaddimah
dari tari Saman (yaitu setelah dilakukan sebelumnya keketar pidato pembukaan).
Rengum ini adalah tiruan bunyi. Begitu berakhir langsung disambung secara
bersamaan dengan kalimat yang terdapat didalamnya, antara lain berupa pujian
kepada seseorang yang diumpamakan, bisa kepada benda, atau kepada
tumbuh-tumbuhan.
b. Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh
semua penari.
c. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek
yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
d. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang
penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan
gerak.
e. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh
seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
3. Gerakan tari sama
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang
menjadi unsur dasar dalam tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga,
ketika menyebarkan agama Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno,
kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair
dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya. Dalam konteks kekinian, tarian ritual
yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan
pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang
cukup unik, karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan
lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini
adalah bahasa Gayo). Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil
bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam
Tari Saman biasanya, temponya makin lama akan makin cepat supaya tari
saman menarik
4. Penari tari saman
Pada umumnya, tari Saman dimainkan oleh
belasan atau puluhan laki-laki. tetapi jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam
perkembangan selanjutnya, tarian ini juga dimainkan oleh kaum perempuan.
Pendapat Lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang dari 10 orang, dengan
rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun,
perkembangan di era modern menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin
semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Di
sinilah peran Syeikh, ia harus mengatur gerakan dan menyanyikan syair-syair tari
Saman
5. Kostum tari saman
Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:
a. Pada kepala: bulung teleng atau tengkuluk
dasar kain hitam empat persegi. Dua segi disulam dengan benang seperti baju,
sunting kepies.
b. Pada badan: baju pokok/ baju kerawang (baju
dasar warna hitam, disulam benang putih, hijau dan merah, bahagian pinggang
disulam dengan kedawek dan kekait, baju bertangan pendek) celana dan kain
sarung.
c. Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan.
Begitu pula halnya dalam penggunaan warna, menurut tradisi mengandung
nilai-nilai tertentu, karena melalui warna menunjukkan identitas para
pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan kekompakan, kebijaksanaan,
keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.
Tari saman
memang sangat menarik. Pertunjukkan tari Saman tidak hanya populer di negeri
kita sendiri, namun juga populer di mancanegara seperti di Australia dan Eropa. Baru-baru ini
tari saman di pertunjukkan di Australia
untuk memperingati bencana besar tsunami pada 26 Desember 2006 silam. Maka dari
itu, kita harus bangga dengan kesenian yang kita miliki, dan melestarikannya
agar tidak punah.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Tari Saman dijadikan sebagai media dakwah. Sebelum
Saman dimulai, tampil pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat. Pemuka
adat memberikan nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
Syair-syair yang di antunkan dalam tari Saman juga berisi petuah-petuah dan
dakwah.
Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya
menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak
guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo).
Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil bertepuk tangan dan semua
penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam Tari Saman biasanya,
temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman menarik.
2. Saran
Diharapkan kepada pembaca yang membaca makalah ini, berikanlah
saran dan kritikan agar penulis dapat mengetahui kesalahan atau
kekeliruan.penulis mengakui bahwa penulis belum terlalu mengerti dalam
pengetikan makalah. jika ada kata kata yang salah penulis minta maaf.
DAFTAR PUSTAKA
http://mudailan.blogspot.com
diambil pada tanggal 02 Oktober 2012, pukul 20:54 WIB
http://ensiklopedi-budaya-indonesia.blogspot.com diambil pada tanggal 02 Oktober 2012, pukul 21:05 WIB
HUBUNGAN ANTARA BUDAYA DAN PERILAKU
HUBUNGAN ANTARA BUDAYA DAN PERILAKU
NAMA
: DEA RIZKA AMELIA
NPM
: 11212743
KELAS : 1EA04
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan
social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola
pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola
piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari
yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka,
kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu
masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter
masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi
budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang
terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia ,
Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia
(sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara
dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social.
Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut,
akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai
peranan besar dalam memicu konflik.
Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial dan
sekaligus ranah individual. Pada ranah sosial karena budaya lahir ketika
manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun kehidupan bersama yang
lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan insidental. Dari kehidupan bersama
tersebut diadakanlah aturan-aturan, nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan hingga
kadang sampai pada kepercayaan-kepercayaan transedental yang semuanya
berpengaruh sekaligus menjadi kerangka perilaku dari individu-individu yang
masuk dalam kehidupan bersama. Semua tata nilai, perilaku, dan kepercayaan yang
dimiliki sekelompok individu itulah yang disebut budaya.
Pada ranah individual adalah budaya diawali ketika
individu-individu bertemu untuk membangun kehidupan bersama dimana
individu-individu tersebut memiliki keunikan masing-masing dan saling memberi
pengaruh. Ketika budaya sudah terbentuk, setiap individu merupakan agen-agen
budaya yang memberi keunikan, membawa perubahan, sekaligus penyebar. Individu-individu
membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi kehidupannya sekaligus
mengamati dan belajar budaya lain dari individu-individu lain yang berinteraksi
dengannya. Dari sini terlihat bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku
individu.
Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di
mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari
dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya. Psikologi budaya mencoba
mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Di
dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai kepribadian individu yang
dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup
budaya. Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan
sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu
dari kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
“Apa hubungan antara Budaya dan Perilaku ?”
- Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui bahwa Kebudayaan mempunyai kegunaan
yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang
mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya.
Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan
perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
5. Petunjuk-petunjuk tentang
bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat
mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika
berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika
berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya:
Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu
citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang
memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan
alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya
yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman
mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang
dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
a.
Kebudayaan
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
b.
Unsur- unsur Kebudayaan
1. Melville J. Herskovits
menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok :
a) alat-alat teknologi
b) sistem ekonomi
c) keluarga
d) kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok
yang meliputi :
a) sistem norma sosial yang
memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan alam sekelilingnya
b) organisasi ekonomi
c) alat-alat dan lembaga-lembaga
atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan
utama)
d) organisasi kekuatan (politik)
Berdasarkan wujudnya, kebudayaan dapat digolongkan atas
dua komponen utama:
a. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan
masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
b.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak
yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita
rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
- Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo
(2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus
– Organisme – Respon.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
1.
Perilaku tertutup (convert
behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan,
kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut,
dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2.
Perilaku terbuka (overt
behavior)
3.
Respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus
tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Menurut Lowrence Green, perilaku ditentukan atau
terbentuk dari tiga faktor :
1. Faktor predisposisi ( predis
posing factors )yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan,
nilai – nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung ( enabling
factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia
sarana.
3. Faktor pendorong ( reinforcement
factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan dan lain – lain.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil dari seseorang setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu dan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang.
C. Hubungan Antara Kebudayaan dan
Perilaku
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang
sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia
menjadi manusia merupakan kebudayaan.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan.
Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan,
tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa
kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses
belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan
juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia
mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai :
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan
4) pencipta kebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan.
Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa
kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam
bertingkah laku.
Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari
interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia
di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk
berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi
ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan,
emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh
manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan
kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah
produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan
perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
a. Petunjuk-petunjuk tentang
bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
b. Pengatur agar manusia dapat
mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika
berhubungan dengan orang lain.
5. Sebagai modal dasar pembangunan.
Proses Dan Perkembangan
Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia
oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan
perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan
manusia itu sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak
akan terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya
kontak-kontak antar kelompok atau melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial
akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna
untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang dihadapinya.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari
pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik. Misalnya iklim topografi sumber daya
alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan berkembang seiring dengan
majunya teknologi (dalamhal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat
berperan dalam kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan menjadi suatu penyimpangan kebudayaan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat. Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.
Perubahan Kebudayaan
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan
mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu
sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan
demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Adalima penyebab terjadi
perubahan kebudayaan yaitu:
1. Perubahan lingkungan alam
2. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan
kelompok lain
3. Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
4. Perubahan yang terjadi karena
suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material
yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
5. Perubahan yang terjadi karena
suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsisuatu pengetahuan atau
kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya
tentang realitas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa manusia
sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan akan terus berhadapan dengan problematika
kebudayaan. Salah satu yang harus diperhatikan yaitu bagaimana kita menyikapi
perubahan dan perkembangan kebudayaan. Kebudayaan akan terus mengalami
perubahan selama manusia hidup dimuka bumi ini karena kebudayaan bersifat
dinamis. Dan yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita menyikapi dan
memilah milah kebudayaan asing yang masuk dan mengintervensi kebudayaan asli
yang kita kita miliki.
B.
Saran
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan
mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu
sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan
demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Oleh karena itu sebagai manusia
dan masyarakat sudah kewajiban kita melestarikan dan menjaga kelestarian budaya
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P. Prinsip – prinsip Perilaku Organisasi,
Ihromi, T.O., Pokok-pokok Antropologi Budaya, Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia ,
1996.
Hersey, Paul dan Kenneth H. Blanchard. 1995. Manajemen Perilaku
Organisasi : Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta . Erlangga
Kroeber, A. L. and C. Kluckhohn, 1952. Culture: A Critical Review of
Concepts and Definitions. Cambridge , MA : Peabody
Museum
Triandis, H.C. (1994). Culture and Social Behavior. New York : McGraw-Hill.
Ratner, C. (2000). Outline of Coherent, Comprehensive Concept of
Culture : The Problem of Fragmentary Notions of Culture. Cross-Cultural
Psychology Bulletin, 35 : 5-11
Segall, M.H., Dasen, P.R., Berry ,
J.W., & Poortinga, Y.H. (1999). Human Behavior in Global Perspective : An
Introduction to Cross-Cultural Psychology. New York : Pergamon Press.
http://ruangchandra.blogspot.com/2011/03/makalah-hubungan-antara-budaya-dan.html
diambil pada tanggal 02 Oktober 2012, pukul 19:36 WIB
Langganan:
Postingan (Atom)