HUBUNGAN ANTARA BUDAYA DAN PERILAKU
NAMA
: DEA RIZKA AMELIA
NPM
: 11212743
KELAS : 1EA04
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan
social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola
pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola
piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari
yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka,
kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu
masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter
masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi
budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang
terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia ,
Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia
(sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara
dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social.
Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut,
akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai
peranan besar dalam memicu konflik.
Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial dan
sekaligus ranah individual. Pada ranah sosial karena budaya lahir ketika
manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun kehidupan bersama yang
lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan insidental. Dari kehidupan bersama
tersebut diadakanlah aturan-aturan, nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan hingga
kadang sampai pada kepercayaan-kepercayaan transedental yang semuanya
berpengaruh sekaligus menjadi kerangka perilaku dari individu-individu yang
masuk dalam kehidupan bersama. Semua tata nilai, perilaku, dan kepercayaan yang
dimiliki sekelompok individu itulah yang disebut budaya.
Pada ranah individual adalah budaya diawali ketika
individu-individu bertemu untuk membangun kehidupan bersama dimana
individu-individu tersebut memiliki keunikan masing-masing dan saling memberi
pengaruh. Ketika budaya sudah terbentuk, setiap individu merupakan agen-agen
budaya yang memberi keunikan, membawa perubahan, sekaligus penyebar. Individu-individu
membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi kehidupannya sekaligus
mengamati dan belajar budaya lain dari individu-individu lain yang berinteraksi
dengannya. Dari sini terlihat bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku
individu.
Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di
mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari
dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya. Psikologi budaya mencoba
mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Di
dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai kepribadian individu yang
dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup
budaya. Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan
sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu
dari kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
“Apa hubungan antara Budaya dan Perilaku ?”
- Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui bahwa Kebudayaan mempunyai kegunaan
yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang
mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya.
Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan
perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
5. Petunjuk-petunjuk tentang
bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat
mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika
berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika
berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya:
Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu
citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang
memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan
alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya
yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman
mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang
dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
a.
Kebudayaan
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
b.
Unsur- unsur Kebudayaan
1. Melville J. Herskovits
menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok :
a) alat-alat teknologi
b) sistem ekonomi
c) keluarga
d) kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok
yang meliputi :
a) sistem norma sosial yang
memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan alam sekelilingnya
b) organisasi ekonomi
c) alat-alat dan lembaga-lembaga
atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan
utama)
d) organisasi kekuatan (politik)
Berdasarkan wujudnya, kebudayaan dapat digolongkan atas
dua komponen utama:
a. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan
masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
b.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak
yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita
rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
- Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo
(2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus
– Organisme – Respon.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
1.
Perilaku tertutup (convert
behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan,
kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut,
dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2.
Perilaku terbuka (overt
behavior)
3.
Respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus
tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Menurut Lowrence Green, perilaku ditentukan atau
terbentuk dari tiga faktor :
1. Faktor predisposisi ( predis
posing factors )yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan,
nilai – nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung ( enabling
factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia
sarana.
3. Faktor pendorong ( reinforcement
factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan dan lain – lain.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil dari seseorang setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu dan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang.
C. Hubungan Antara Kebudayaan dan
Perilaku
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang
sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia
menjadi manusia merupakan kebudayaan.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan.
Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan,
tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa
kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses
belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan
juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia
mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai :
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan
4) pencipta kebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan.
Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa
kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam
bertingkah laku.
Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari
interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia
di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk
berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi
ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan,
emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh
manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan
kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah
produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan
perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
a. Petunjuk-petunjuk tentang
bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
b. Pengatur agar manusia dapat
mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika
berhubungan dengan orang lain.
5. Sebagai modal dasar pembangunan.
Proses Dan Perkembangan
Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia
oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan
perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan
manusia itu sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak
akan terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya
kontak-kontak antar kelompok atau melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial
akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna
untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang dihadapinya.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari
pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik. Misalnya iklim topografi sumber daya
alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan berkembang seiring dengan
majunya teknologi (dalamhal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat
berperan dalam kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan menjadi suatu penyimpangan kebudayaan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat. Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.
Perubahan Kebudayaan
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan
mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu
sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan
demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Adalima penyebab terjadi
perubahan kebudayaan yaitu:
1. Perubahan lingkungan alam
2. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan
kelompok lain
3. Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
4. Perubahan yang terjadi karena
suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material
yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
5. Perubahan yang terjadi karena
suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsisuatu pengetahuan atau
kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya
tentang realitas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa manusia
sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan akan terus berhadapan dengan problematika
kebudayaan. Salah satu yang harus diperhatikan yaitu bagaimana kita menyikapi
perubahan dan perkembangan kebudayaan. Kebudayaan akan terus mengalami
perubahan selama manusia hidup dimuka bumi ini karena kebudayaan bersifat
dinamis. Dan yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita menyikapi dan
memilah milah kebudayaan asing yang masuk dan mengintervensi kebudayaan asli
yang kita kita miliki.
B.
Saran
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan
mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu
sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan
demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Oleh karena itu sebagai manusia
dan masyarakat sudah kewajiban kita melestarikan dan menjaga kelestarian budaya
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P. Prinsip – prinsip Perilaku Organisasi,
Ihromi, T.O., Pokok-pokok Antropologi Budaya, Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia ,
1996.
Hersey, Paul dan Kenneth H. Blanchard. 1995. Manajemen Perilaku
Organisasi : Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta . Erlangga
Kroeber, A. L. and C. Kluckhohn, 1952. Culture: A Critical Review of
Concepts and Definitions. Cambridge , MA : Peabody
Museum
Triandis, H.C. (1994). Culture and Social Behavior. New York : McGraw-Hill.
Ratner, C. (2000). Outline of Coherent, Comprehensive Concept of
Culture : The Problem of Fragmentary Notions of Culture. Cross-Cultural
Psychology Bulletin, 35 : 5-11
Segall, M.H., Dasen, P.R., Berry ,
J.W., & Poortinga, Y.H. (1999). Human Behavior in Global Perspective : An
Introduction to Cross-Cultural Psychology. New York : Pergamon Press.
http://ruangchandra.blogspot.com/2011/03/makalah-hubungan-antara-budaya-dan.html
diambil pada tanggal 02 Oktober 2012, pukul 19:36 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar