Kamis, 28 Mei 2015

PENGANGGURAN DAN INFLASI MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EKONOMI DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah Negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai macam permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada Negara-negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan, pengangguran, kenaikan harga (inflasi) dan kemiskinan di Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak menghambat langkah Negara Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju.
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia.
Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi dan pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan.
1.2 Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan pengangguran dan inflasi?
b.      Apa hubungan antara Pengangguran dan Inflasi?
c.       Bagaimana dampak Pengangguran dan Inflasi terhadap Masyarakat Indonesia?

1.3 Tujuan Makalah
1.      Memahami konsep Pengangguran & Inflasi
2.      Mempelajari hubungan antara Pengangguran & Inflasi

3.      Mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengendalikan Inflasi dan menurunkan Pengangguran

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan masalah pokok perekonomian indonesia dapat ditarik kesimpulan, bahwa masalah pokoknya yaitu pengangguran dan inflasi. Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Dan inflasi adalah proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi menunjukan tingkat kenaikan harga, sedangkan pengangguran  kesempatan yang timpang yang terjadi antara angkatan kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagian angkatan kerja tidak dapat melakukan kegiatan kerja.
Inflasi mempunyai keterkaitan terhadap Pengangguran. Tingkat Pengangguran yang rendah akan menimbulkan masalah Inflasi, sebaliknya bila tingkat Pengangguran tinggi tingkat harga-harga relatif stabil. Selain itu, melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang (Inflasi), berakibat pada lemahnya investasi pula, dan akhirnya berdampak pada menambahnya Pengangguran karena tidak adanya kesempatan kerja.
Inflasi yang sudah berkembang cepat perlu ditanggulangi karena akan merusak struktur perekonomian, dan inflasi dapat ditanggulangi secara cepat, namun dibarengi dengan timbulnya angka pengangguran yang tinggi, dan alternative lain inflasi dapat ditanggulangi secara perlahan, tetapi penyembuhan inflasi menjadi tidak jelas walaupun dibarengi dengan tingkat pengangguran yang rendah. Tindakan yang diambil dapat dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, dengan himbauan, dan dapat pula dengan insentif perpajakan dan kebijakan penghematan, atau dengan campuran dari semua kebijakan itu.


Senin, 27 April 2015

Wisata Parangtritis

Eksposisi
Wisata indonesia, berbicara wisata Indonesia saat ini beranekaragam bahkan disetiap daerah menyajikan wisata dan keindahannya tersendiri, salah satunya adalah Parangtritis. Parangtritis adalah nama desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini terdapat pantai Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 km sebelah selatan kota Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung-gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian yang disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi tersebut. Air panas dari parang wedang dialirkan kepantai parangtritis untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi kolam kecil bermain anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV, kereta kuda & kuda yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. Selain itu juga parangtritis sebagai tempat untuk olahraga udara/aeromodeling.

Deskripsi

Parangtritis adalah desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Pemandangan PantaiParangtritis – Yogya sangat mempesona. Disebelah kiri terlihat tebing yang sangat tinggi dan di sebelah kanan kita bias melihat batu karang besar yang seolah-olah siap menjaga gempuran ombak yang dating setiap saat. Banyaknya wisatawan yang selalu mengunjungi Pantai Parangtritis ini membuat pantai ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Di pantai Parangtritis ini kita bias bermain pasir dan merasakan hembusan segarangin laut. Kita juga bias naik kuda ataupun angkutan sejenis andong yang bias membawa kita ke area karang laut yang sungguh sangat indah. Disore hari, kita bisa melihat matahari terbenam yang merupakan momen sangat istimewa melihat matahari yang seolah-olah masuk kedalam hamparan air laut.

Jumat, 27 Maret 2015

Kenaikan Gas Elpiji 12 kg

Lagi lagi kita dikejutkan dengan kenaikan harga elpiji 12 kg berawal dari bulan januari 2014, pertamina secara resmi menaikkan harga jual gas elpiji 12 kg sebesar Rp 1.000 per Kg sehingga yang tadinya harga sebesar Rp 4.944 per kg menjadi 5.944 per kg. Kenaikan harga elpiji 12 kg menjadi 14.200 pertabung, angka tersebut muncul karena ditambah dengan pajak, biaya distribusi, margin keuntungan agen, serta biaya pengisian dengan demikian, harga pertabung elpiji non subsidi 12 kg ditingkat agen menjadi berkisar antara Rp. 89.000 hingga Rp 120.000. Harga gas elpiji 12 kg merangkak naik dikarenakan pertamina merugi dari bisnis jual gas elpiji 12 kg, dan kebijakan terlahir dari salah satu rekomondasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) hasil audit BPK berawal dari tahun 2009 sampai tahun 2012 pertamina merugii sekitar Rp 7,7 triliun


Direktur utama pertamina Karen Agustiawan menjelaskan harga elpiji 12 kg akan terus merangkak naik alasannya barang ini bukan merupakan komoditas yang mendapat subsidi, sehingga harus mengikuti harga pasar ujarnya kala itu. Dan benar saja awal tahun 2015 elpiji dinaikan kembali kenaikan Rp 1.500 per kg. Wakil menteri ESDM Susilo Siswo Utomo menggangap rencana itu wajar. Akan tetapi tidak menyusahkan daya beli masyarat menengah kebawah. Memang kenaikan harga itu sangat sensitif pertamina dalam melaksanakan kegiatan distribusi LPG harus mempertimbangkan daya beli masyarakat, seharus nya LPG 12 kg susah mengikuti harga pasar.

Senin, 05 Januari 2015

analisa perilaku konsumen terhadap pembelian suatu barang

Pengaruh Perilaku Konsumen Mobile Internet Terhadap Keputusan Pembelian Paket Layanan Data Unlimitied Internet CDMA di DKI Jakarta

Teknologi GSM dan CDMA menjadi pilihan bagi pasar potensial bagi penyedia jasa operator jaringan telekomunikasi di Indonesia. Terus tumbuhnya pasar internet membuat operator telekomunikasi giat berlomba memasarkan paket-paket jasa layanan data internet. Operator- operator telekomunikasi GSM ataupun CDMA seperti tak mau kalah menawarkan paket-paket internet tersebut. Paket Mobile internet yang lagi menjadi trend dan menjadi komiditi produk andalan dari beberapa operator Telekomunikasi untuk menawarkan dan mendapatkan pelanggan internet sebanyak mungkin adalah dengan menawarkan paket layanan data “Unlimited Internet”. Keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh perilaku pembelian dari konsumen tersebut. Adapun perilaku pembelian konsumen dapat diukur dari empat faktor yaitu faktor budaya(X1), sosial(X2), pribadi(X3) dan psikologi(X4). Oleh karena itu, penelitian ini melakukan analisa dari keempat factor tersebut, agar dapat diketahui apakah semua faktor tersebut berpengaruh, bagaimana hubungan dan seberapa besar pengaruhnya, serta faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Penelitian dibatasi hanya pengguna dari operator telekomunikasi CDMA yang menyediakan jasa layanan paket data Unlimited Internet, dengan menggunakan metode penelitian bersifat deskriptif dan kuantatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner. Teknik analisa data menggunakan uji validitas dan reliabilitas, regresi berganda, uji F dan uji t dengan bantuan software SPSS 16.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa variabel factor Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa variabel faktor Psikologi(X4) dengan t hitung sebesar 3,608 memiliki pengaruh paling besar/dominan/signifikan dalam keputusan pembelian paket layanan data unlimited internet CDMA di DKI Jakarta (dapat dibuktikan).

Jurnal yang didapat dari:


Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Barang Online

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Konsumen merupakan seorang raja dalam sebuah perdagangan. Konsumen selalu menginginkan sesuatu dengan harga murah san kualitas baik, selain itu juga seorang konsumen biasanya menginginkan kemudahan dalam proses berbelanjanya. Untuk mempermudah konsumen dalam membeli suatu produk maka muncullah cara berbelanja secara online atau juga dikenal sebagai online shop.
Cara belanja secara online ini maksudnya adalah konsumen tidak melihat secara langsung barang yang dijual, tapi hanya bisa melihatnya melalui foto/gambar. Jika sudah cocok/sesuai dengan model, keinginan dan harga produk yang diinginkan maka konsumen akan memesan kepada penjual. Penjual dan pembeli lalu melaksanakan proses transaksi secara lebih intensif. Biasanya produk yang sudah dibeli dikirimkan melalui jasa pengiriman kilat. Dengan syarat konsumen harus mentransfer terlebih dahulu uang pembelian dan mengirimkan bukti transfernya. Dengan adanya media jejaring sosial sistem penjualan secara online ini semakin banyak digunakan baik oleh konsumen maupun oleh penjual. Ditambah juga sekarang semakin banyak konsumen menggunakan handphone-handphone canggih yang juga merupakan salah satu media berjualan online.
Ada banyak alasan konsumen untuk menggunakan media berbelanja secara online ini salah satunya adalah efisiensi waktu untuk mencari sebuah barang. Alasan lainnya adalah harga yang sama dengan harga toko, jenisnya berfariatif, bisa dilihat dalam satu tempat dan lain-lain. Berbelanja secara online memang sangat memudahkan konsumen yang tidak memiliki banyak waktu untuk berbelanja tetapi ingin mengikuti perkembangan model. Namum diantara kemudahan tersebut berbelanja secara onlinepun ternyata memiliki kekurangan. Kekurangannya antara lain terkadang apa yang diinginkan berbeda dengan yang didapatkan, proses pengiriman yang cukup lama dan tidak bisa melihat langsung sebuah produk.

http://larasatinia.blogspot.com/2012/11/tugas-2-softskill-analisis-perilaku.html

Kamis, 23 Oktober 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SESEORANG (KONSUMEN) DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen.
Adapun yang mempengaruhi faktor-faktor perilaku konsumen antara lain, kekuatan social budaya terdiri dari factor budaya, tingkat social, kelompok anutan (small reference groups) dan keluarga. Sedangkan kekuatan psikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan.
Menganalisis perilaku konsumen akan berhasil apabila kita dapat memahami aspek-aspek psikologis manusia secara keseluruhan. Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
·         Faktor Sosial
a.       Group
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
b.      Family Influence
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204).
c.       Roles and Status
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135).
·         Faktor Personal
a.       Economic Situation (Keadaan Ekonomi)
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
b.      Lifestyle (Pola/Gaya Hidup)
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
c.       Personality and Self Concept (Karakteristik)
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).
d.      Age and Life Cycle Stage (Umur)
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
e.       Occupation
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ketempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).
·         Faktor Psychological
a.       Motivation (Motivasi)
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebutakan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214).
b.      Perception (Persepsi)
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215).
c.       Learning (Pembelajaran)
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207).
d.      Beliefs and Attitude (pemikiran deskriptif)
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145).
·         Faktor Cultural
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202).
a.       Subculture
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202).
b.      Social Class
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosia tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132)


http://rangga-myteritory.blogspot.com/2011/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html?m=1

PENGERTIAN & TUJUAN MEMPELAJARI TENTANG PERILAKU KONSUMEN

Pengertian Perilaku Konsumen

·         Menurut Schiffman dan Kanuk (2000), adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bias memenuhi kebutuhannya.
·         Menurut John C. Mowendan Michael Minor mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsiberbagaiproduk, jasadanpengalamanserta ide-ide.
·         Menurut Lamb, Hair danMc.Danielmenyatakanbahwaperilakukonsumenadalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli, menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. (Rangkuti,2002:91)
·         Menurut Engel, Blackwell dan Miniard, menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Dari semua definisi diatas perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai studi tentang proses pengambilan keputusan (decision unit) oleh konsumen baik individu, kelompok, maupun organisasi dalam memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan produk, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat konsumen.


Tujuan Mempelajari Tentang Perilaku Konsumen

Ada sejumlah alas an mendasar mengapa perilaku konsumen di pelajari, yaitu :
·         Konsumen dengan perilakunya (terutama perilaku beli) adalah wujud dari kekuatan tawar yang merupakan salah satu kekuatan kompetitif yang menentukan intensitas persaingan dan profitability perusahaan.
·         Analisis konsumen adalah landasan manajemen pemasaran dan akan membantu manajer dalam melakukan hal berikut:
-        Merancang bauran pemasaran
-        Melakukan segmentasi pasar
-        Melakukan positioning
-        Melakukan analisis lingkungan perusahaan
-        Mengembangkan trend penelitian pasar
-        Mengembangkan produk baru maupun inovasi produk lama
·         Analisis konsumen memainkan peranan sangat penting dalam pengembangan kebijakan public. Misalnya: perilaku konsumen terhadap sembako yang menghasilkan seperangkat peraturan pemerintah yang mengatur persediaan sembako tersebut.
·         Pengetahuan mengenai perilaku konsumen dapat meningkatkan kemampuan pribadi seseorang untuk menjadi konsumen yang lebih efektif.
·         Analisis konsumen memberikan pemahaman tentang perilaku manusia. Studi mengenai perilaku manusia memberikan paling tidak tiga informasi, yaitu :
-        Orientasi konsumen
-        Fakta tentang perilaku pembeli
-        Teori-teori yang menuntun proses berpikir.
           
Singkatnya perilaku konsumen di pelajari agar lebih memahami tentang apa yang di beli oleh konsumen, mengapa, dimana, kapan, dan seberapa sering ia membeli. Pengetahuan ini kemudian di pakai untuk menciptakan cara untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan mereka dan menciptakan kebutuhan yang baik untuk berkomunikasi dan mempengaruhi mereka. Jadi, itu semua adalah kajian-kajian yang sangat mendasar dalam seluruh kegiatan pemasaran. Sebagai pemasar, perilaku konsumen merupakan pegangan untuk benar-benar menjadikan dirinya digerakkan oleh pasar atau konsumen (to be market/consumer driven), sehingga mustahil bila seorang pemasar atau ahli pemasaran mengabaikan pengetahuan dan pemahaman tentang perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah dasar untuk membangun keunggulan kompetitif.


http://rahayutrisnadewi.blogspot.com/2014/01/pentingnyaprodusen-mempelajari-dan.html?m=1